TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Didi Riyadi (41) akan ikut meramaikan pemilihan umum (Pemilu) 2024 sebagai bakal calon legislatif dari Partai NasDem.
Keikutsertaan Didi Riyadi dalam percaturan politik Indonesia itu untuk pertama kalinya.
"Betul ini pertama kali saya jadi Caleg dari sebuah partai," kata Didi Riyadi ketika ditemui di kediamannya di Jalan Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).
Musisi sekaligus artis peran itu maju menjadi calon dewan perwakilan rakyat (DPR) RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat 11, meliputi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dan Garut.
Sebelum masuk ke dalam partai politik, Didi Riyadi memelajari dulu visi dan misi partai tersebut, termasuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya (AD/ART).
"Iya AD/ART sudah pasti setiap partai politik ada dan punya itu, ya erat sama visi misi partai politik. Misalkan dalam Nasdem, judul besar dan melandasi partai adalah Gerakan Perubahan atau Restorasi," ucapnya.
"Misalkan, Nasdem punya pendidikan politik dalam AD ART tertera dalam Akademi Bela Negara. Itu adalah langkah konkrit Nasdem melahirkan kader ke panggung politik," katanya lagi.
Penabuh drum grup band Element Reunion itu membutuhkan waktu hampir 10 detik diam sejenak untuk menjawab pertanyaan tentang haluan partai.
"Haluan partai mungkin hal-hal yang sifatnya dasar, seperti bagaimana negara ini, apa yang menopang apa nih. Partai politik harus punya haluan, yang akan membesarkan partai itu sendiri," ujarnya.
Dia pun lancar menjawab saat dimintai pendapatnya tentang ambang batas parlemen atau parliamentary threshold yakni syarat minimal perolehan suara agar partai politik bisa diikutkan dalam penentuan kursi di DPR/DPRD.
"Threshold yang dibuat dalam angka yang digunakan dalam pencalonan presiden nanti."
"Awalnya diduga parliamentary threshold digunakan untuk menjatuhkan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono-Red) dalam Pilpres beberapa tahun lalu, tapi kenyataannya beliau melambung tinggi," ujarnya.
"Sama Parliamentary Threshold sudah ditetapkan 20 persen, kalau nggak sampai 20 persen partai nggak bisa usung presiden."
"Makanya adanya koalisi tujuannya memenuhi kuota Presidenstial threshold itu, ya historisnya yang saya tau itu," ucapnya
Sedangkan mengenai daerah pemilihan (dapil), Didi mengatakan, dapil menjadi daerah yang dipilih dan diwakili seseorang, saat maju menjadi caleg DPR RI atau DPRD.
"Kalau saya DPR RI Jabar 11 Kota dan Kabupaten Tasik dan Garut. Itu daerah yang saya pilih dan wakili dalam maju menjadi caleg," ujarnya.
Didi disodorkan dua foto politisi Nasdem yakni Siti Nurbaya Bakar yang kini menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Rachmad Gobel-pengusaha.
Namun, dia keliru menjawab salah satu foto di antaranya.
Dia menunjuk foto Siti Nurbaya. Lalu berkata, "Namanya saya lupa, jabatannya Wakil Ketua MPR RI," ujarnya.
"Oh ini ibu Siti Nurbaya, soalnya di foto dan televisi beda, jadi saya salah," katanya lagi.
Kemudian, Didi langsung menjawab saat ditunjukkan foto Rachmad Gobel. Ia mengetahui wajah dari Wakil Ketua DPR RI tersebut.
"Pastinya saya mau karier politik saya seperti mereka berdua," katanya.
Alasanberpolitik
Alasannya terjun ke politik karena menggunakan hak sebagai warga negara, serta ingin merealisasikan pemahaman dan pemikiran politik dari dalam dirinya.
Sejak kecil Didi Riyadi menyukai sosial, politik, hingga sejarah sehinga ingin berkecimpung di panggung politik Indonesia.
"Kalau alasan mau menjadi caleg, jujur ini adalah hasil dari proses yang panjang, di mana melewati perenungan hingga berdamai dengan diri sendiri."
"Ketika sudah membuang ego dan kemunafikan saya, baru saya menerima tawaran Nasdem menjadi caleg."
"Butuh waktu dua tahun lah saya terima tawaran caleg dari Nasdem," ujarnya.
Didi Riyadi memilih Nasdem sebagai partai yang bisa mewujudkan keinginannya terjun ke politik praktis, karena tidak adanya mahar politik dalam prosesnya selama ini.
"Tentunya nilai luhur yang ada di Nasdem yang banyak cocoknya. Ini message yang penting, politik tanpa mahar dijalani sama Nasdem. Sehingga sampai saat ini, saya tidak ada dimintain duit dari Nasdem," katanya.
"Itu jadi syarat utama buat saya gabung ke sini. Saat tahu tidak adanya mahar, saya yakin dan merasa Nasdem adalah partai yang tepat menjadi perahu saya buat terjun ke politik," katanya.
Jika nanti resmi menjadi caleg setelah diverifikasi oleh KPU RI, Didi Riyadi akan memperjuangkan dua hal yakni tentang lingkungan dan pendidikan.
Sampah, kata dia, menjadi masalah serius dan krusial di negeri ini karena bisa menyebabkan banjir.
Seharusnya, sampah bisa didaur ulang, tetapi masyarakat belum mengetahui bagaimana memilah dan mengolah sampah.
Dia ingin melalui pendidikan bisa membentuk generasi muda berkarakter kuat dan baik.
"Tujuannya tau dan aware sama tantangan global kedepannya. Sekarang era modern, aplikasi banyak, rupanya itu berdampak ke pertumbuhan mental dan mindset anak, mengonsumsi informasi di YouTube dan sosial media," ujarnya.
"Satu sisi bagus tapi sisi lain karakter building penting biar bisa memfilter mana baik mana enggak. Ya sisanya yang perlu diperjuangkan saya menang di Pileg 2024," ujar Didi Riyadi.
Saksikan Video Didi Riyadi Buang Ego dan Munafik sebelum Jadi Bakal Calon Legislatif tanpa Mahar Politik Berikut ini..
Didi Riyadi Buang Ego dan Munafik sebelum Jadi Bakal Calon Legislatif tanpa Mahar Politik |
Bang Naga |
on 5:49:21pm Jumat 29 September 2023 |
Rating 4.5